EMULSI
Emulsi adalah sistem dua fase dimana
salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk
tetesan-tetesan kecil.
Teori Terjadinya Emulsi
Untuk mengetahui proses terbentuknya
emulsi dikenal 4 macam teori, yang melihat proses terjadinya emulsi dari sudut
pandang yang berbeda-beda. Teori tersebut ialah :
1. Teori Tegangan Permukaan (Surface
Tension)
Molekul memiliki daya tarik menarik
antara molekul yang sejenis yang disebut dengan daya kohesi. Selain itu molekul
juga memiliki daya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis yang disebut
dengan daya adhesi.
Daya kohesi suatu zat selalu sama,
sehingga pada permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan karena
tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan
tersebut dinamakan tegangan permukaan.
Dengan cara yang sama dapat
dijelaskan terjadinya perbedaan tegangan bidang batas dua cairan yang tidak
dapat bercampur. Tegangan yang terjadi antara
Semakin tinggi perbedaan tegangan
yang terjadi pada bidang mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin susah
untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan
penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan
berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun.
Didalam teori ini dikatakan bahwa
penambahan emulgator akan menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang
terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah
bercampur.
2. Teori Orientasi Bentuk Baji
(Oriented Wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi
menjadi dua kelompok yakni :
• Kelompok hidrofilik, yakni bagian
dari emulgator yang suka pada air.
• Kelompok lipofilik, yakni bagian
yang suka pada minyak.
3. Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator
akan diserap pada batas antara air dan minyak, sehingga terbentuk lapisan film
yang akan membungkus partikel fase dispers.
Dengan terbungkusnya partikel
tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi
terhalang. Dengan kata lain fase dispersi menjadi stabil. Untuk memberikan
stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang dipakai adalah :
• Dapat membentuk lapisan film yang
kuat tapi lunak.
• Jumlahnya cukup untuk menutup
semua permukaan partikel fase dispers.
• Dapat membentuk lapisan film
dengan cepat dan dapat menutup semua permukaan partikel dengan segera.
4. Teori Electric Double Layer
(lapisan listrik ganda)
Jika minyak terdispersi kedalam air,
satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan bermuatan
sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan bermuatan yang berlawanan dengan
lapisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak dilindungi
oleh dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut akan
menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan menggandakan penggabungan
menjadi satu molekul besar. Karena susunan listrik yang menyelubungi setiap
partikel minyak mempunyai susunan yang sama. Dengan demikian antara sesama
partikel akan tolak menolak dan stabilitas emulsi akan bertambah. Terjadinya
muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga cara dibawah ini.
• Terjadinya ionisasi dari molekul
pada permukaan partikel.
• Terjadinya absorpsi ion oleh
partikel dari cairan disekitarnya.
• Terjadinya gesekan partikel dengan
cairan disekitarnya.
Metode Pembuatan Emulsi
Teknik pembuatan emulsi untuk
menghasillkan emulsi yang stabil menggunakan beberapa metode, diantaranya:
• Metode Gom Basah
Cara ini dilakukan bila zat
pengemulsi yang akan dipakai berupa cairan atau harus dilarutkan terlebih
dahulu dalam air seperti kuning telur dan metil selulosa. Metode ini dibuat
dengan terlebih dahulu membuat muchilago yang kental dengan sedikit air lalu
ditambah minyak sedikit demi sedikit dengan pengadukan yang kuat, kemudian
ditambahkan sisa air dan minyak secara bergantian sambil diaduk sampai volume
yang diinginkan.
• Metode Gom Kering
Teknik ini merupakan suatu metode
kontinental pada pemakaian zat pengemulsi berupa Gom kering, cara ini diawali
dengan membuat korpus emulsi dengan mencampur 4 bagian minyak, 2 bagian air dan
1 bagian Gom, lalu digerus sampai terbentuk suatu korpus emulsi, kemudian
ditambahkan sisa bahan yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
terbentuknya suatu emulsi yang baik.
• Metode HLB (Hidrofilik Lipofilik
Balance)
Cara ini dilakukan apabila emulsi
yang dibuat mengunakan suatu surfaktan yang memiliki nilai HLB. Sebelum
dilakukan pencampuran terlebih dahulu dilakukan perhintungan harga HLB dari
fase internal kemudian dilakukan pemilihan emulgator yang memiliki nilai HLB
yang sesuai dengan HLB fase internal. Setelah diperoleh suatu emulgator yang
cocok, maka selanjutnya dilakukan pencampuran untuk memperoleh suatu emulsi
yang diharapkan.
By : Indah Purwati Ningsih SMK KESEHATAN SURABAYA